Langsung ke konten utama

Keterlibatan Militer Dalam Proyek Food Estate Berpotensi Pelanggaran HAM

Doc: poster oleh WALHI

program Food Esstate di Papua direncanakan menggunakan lahan dan hutan seluase Lebih dari 2,6 juta hektar, yang tersebar pada beberapa kabupaten di Provinsi Papua.
Pemerintah pusat dan daerah menunjuk, membicarakan dan menetapkan area Foods Estate ini berdasarkan pertimbangan teknis status dan fungsi kawasan hutan, maupun maginasi pembangunan yang diharapkan merubah situasi sosial dan ekonomi. Dominasia Dan pandangan dalam pengaturan seperti ini umumnya didasari mekanisme dan kuasae Negara atas dasar Hak Menguasai Negara.
Praktiknya proyek-proyek nasional, pemberian izin pengelolaan lahan dan pemanfaatan hasil hutan, tambang dan kekayaan alam lainnya, yang mempunyai targeta Ambisius atas nama pembangunan negara dan kepentingan pertumbuhan ekonomi,i Dilakukan dengan cara paksa, mengabaikan keberadaan dan hak-hak masyarakat adat,masyarakat lokal dan petani, yang sumber kehidupan dan usaha produksinya dari tanah danh Hutan adat. Sudah pasti objek areal Food Estate dimaksud dimiliki masyarakat adat Papuae Setempat, bukan tanah negara. Berdasarkan penilaian kepentingan dan tujuan proyek yang berbeda, penggunaan lahan skala luas, jenis komoditi yang berbeda, manajemen
pengelolaan dan kelembagaan, minimnya perlindungan terhadap hak-hak masyarakat adate SeKotempat dan lingkungan, maka diperkirakan akan ada pertentangan dan ketegangann Antara pengelola proyek dan masyarakat adat, sebagaimana halnya pada proyek nasional MFEE (Merauke integrated Food and Energy Estate)
Dalam kasus Papua, orang-orang yang mempertahankan tanah dari penguasaan,
serta mereka yang menghidupkan kebudayaan dan meluruskan sejarah, dianggap sebagai
musuh negara. Sambil tanah dan kekayaan alamnya dikuasai, Orang Papua diperlakukan
secara rasis dan terus menerus menjadi sasaran operasi militer. Orang Papua merasa
diperlakukan bukan sebagai manusia, melainkan hanya sebagai objek operasi militer (Giay,
2020).
Pengalihan dan pengambilan hak atas tanah secara paksa dan tanpa persetujuan
masyarakat adat secara luas merupakan kebijakan dan tindakan yang melanggar hak-hak
dasar masyarakat adat dan tidak adil. Pemaksaan, intimidasi dan perampasan hak
masyarakat maupun ‘pengamanan’ proyek seringkali dilakukan melalui pendekatan
keamanan dan penggunaan aparat keamanan secara berlebihan, sehingga akan memicu dan berpotensi terjadi kekerasan dan pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia).
Sudah ada contoh proyek BCLSN di Gunung Mas, Kalimantan Tengah, yang sudah
berjalan meski pijakan aturannya belum jelas, muncul masalah dan masyarakat setempat mengeluhkan tanah dan kebun mereka yang menjadi sasaran proyek tanpa ada musyawarah mufakat.
Doc: Prabowo Subianto 
Sumber: Tribunnews

6 Keterlibatan aparat militer membuat masyarakat setempat.

Baca selengkapnya melalui PDF file di sini atau link dibawah ini.:

https://drive.google.com/file/d/1Rvw0eEX5ogG0848oNMcFN3PuadnDGOXJ/view?usp=drivesdk

Komentar

Postingan populer dari blog ini

OLIGARKI - KAPITALISME & PELANGGARAN HAM DI PAPUA

OLIGARKI - KAPITALISME & PELANGGARAN HAM DI PAPUA doc:Ilustrasi sumber:pribadi     Penulis Oleh : Maner Kay (Mahasiswa papua kuliah di universitas muhamadiyah Jember jawa Timur) Sejarah kehidupan manusia adalah sejarah perjuangan kelas (Karl Marix- 1818-1883)   Oligarki Selama berabad-abad, Oligarki dianggap diperkuat oleh kekayaan, anggapan ini dikacaukan oleh teori elite pada awal abad-17. Kesamaan berbagai Oligarki sepanjang sejarah adalah bahwa kekayaan mendefnisikan dan memperkuatnya, dan secara inheren membuat roda pemerintahan bejalan tidak efektif. Dalam buku “Oligarki” Jeffrey A. Winters menjelaskan bahwa Motif dan keberadaan Oligarki di semua negara-negara adalah mempertahankan kekayaan. Upaya mempertahankan kekayaan dengan bemacam-macam pola, tergantung pada kepentinganya. hal ini termasuk seberapa jauh Oligarki itu terlibat dalam menghadirkan koersi/ pemaksaan yang mendasari dalam segala klaim hak milik, dan juga apakah upaya itu dilakukan...

Hutan Alam Papua seluas 700 hektare Telah Rusak

  Doc: hutan PAPUA Sumber:antar.News.com Dalam sepuluh tahun terakhir, hutan alam Papua seluas 700 ribu hektare telah rusak. Hal itu dinyatakan Manager Kampanye Hutan dan Perkebunan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia atau WALHI, Uli Arta Siagian dalam lokakarya “Dampak Deforestasi dan Perubahan Iklim kepada Komunitas Internasional dan Masyarakat Adat” di Kota Jayapura, pada Sabtu (11/12/2021). Siagian mengatakan dari catatan Global Forest Watch kehancuran hutan terbesar terjadi di Kabupaten Merauke, di mana hutan seluas 112 ribu hektare rusak karena berbagai izin pembukaan lahan sawit, hutan tanam industri (HTI), dan proyek lumbung pangan. Kerusahan hutan di luar Merauke kebanyakan juga disebabkan berbagai izin investasi di Papua. Hutan alam di Papua dan Papua Barat menjadi salah satu tumpuan harapan dan paru-paru bumi, dengan luas yang 33,7 juta hektare, atau setara 81 persen daratan. Akan tetapi, hutan alam di kedua provinsi itu menjadi sasaran pembukaan hutan untuk kepentingan pe...

Kronologis Represifitas Ormas rekaksioner, pernyataan sikap aksi Damai AMP dan FRI-WP di Denpasar Bali

  Gambar: Masa Aksi pada saat antisipasi penyerangan dari ormas. Represifitas Ormas Reaksioner dan Pembiaran Pembubaran Paksa oleh Kepolisian terhadap Aksi Damai AMP dan FRI-WP di Denpasar Tepat 60 Tahun Kemerdekaan west papua, Pada 01 Desember 1961 dan 1 Desember 2021, Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota (AMP-KK) Bali dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP) sejawa timur, Bali dan Lombok  melaksanakan aksi bersama di Kota Denpasar Bali. Aksi ini juga didedikasikan untuk memperingati 60 Tahun Deklarasi Kemerdekaan Bangsa West Papua Dengan tema aksinya adalah: ‘Demiliterisasi, Cabut Perpanjangan Otsus, dan Berikan Hak Menentukan Nasib Sendiri bagi Bangsa West Papua’. Aksi Tersebut tidak berjalan sampai ke titik aksi, di karenakan pihak ormas yang tergabung dalam Patriot Garuda Nusantara melakukan tindakan anarkis berupa penghadangan, pemukulan dan pelemparan karena menghadapi praktik pembungkaman ruang demokrasi yang begitu rupa: direpresi hingga dipukul mundur oleh...

KRONOLOGIS DAN PERNYATAAN SIKAP AMP KK JEMBER DAN SOLIDARITAS UNTUK WEST PAPUA

  Doc: AMP KK Jember Sumber: dokumentasi Kronologis Aksi  Aliansi Mahasiswa  Papua  (AMP) di Jember  -20-12-2021* Jam 8 : 25 keluar 2 anggota satpam unej Jam 8 : 30 seorang polisi mengampiri kita dan suruj masukan motor ke daerah kampus..  Jam 8 : 33 lewat satu mobil patroli  Jam 8 : 34  datang satu orang inteljen   jam 8 : 6 keluar satu polisi dari mobil patroli/lantas.  Jam 8 : 46 datang satu polisi lantas.  Jam 8 : 51 satu orang polisi pantas mendekati masa aksi, pada saat persiapan keluar...  Jam 8 : 54  berdiri 2 orang satpam 1 satu inteljen & satu orang polantas di depan jalan  keluar masuk kampua unej.  Jam 8 : 57 persiapan barisan di mulai..di pimpin oleh Korlap, disaksikan  oleh 3 orang Polisi lantas, 2 orang satpam Unej dan satu orang tdk dikenal . Jam 8 : 59 masa aksi bertolak...  Jam 9 : 02 polisi lantas mendekati masa aksi...  Jam 9 : 03 samping warung ada satu orang intel . J...