Langsung ke konten utama

Siapkan barisan perlawanan dan tolak praktek kolonialisme di Papua"

 "Siapkan barisan perlawanan dan tolak praktek kolonialisme di Papua"

Doc:poster tim pemekaran 


Isu pemekaran Provinsi Papua menjadi beberapa wilayah provinsi baru sudah berkembang sejak lama. Isu Pemekaran ini tidak muncul begitu saja seperti; "tukang sulap melakukan aksi sulapnya di panggung dan kemudian secara tiba-tiba mengeluarkan kelinci dari dalam topi si pesulap". Tetapi, ada sebab atau faktor-faktor pendorong didalamnya. 

Hari ini, pemekaran Provinsi bukan lagi isu namun telah berubah menjadi agenda Penjajah (kolonialisme –Indonesia) di Papua, yang telah siap dimekarkan empat Provinsi baru.

Lantas siapa yang berkepentingan dengan atas Pemekaran Provinsi? Apa tujuan Pemekaran Provinsi ini dilakukan? Apa dampak politik pemekaran terhadap masyarakat adat di Papua? Dan bagaimana kita harus menghadapinya?

Bicara soal pemekaran Provinsi Papua tidak terlepas dengan Undang-Undang Otonomi Khusus No. 2 tahun 2021 perubahan atas UU otsus No. 21 Tahun 2001 yang dipaksakan oleh jakarta untuk diterapkan di Papua.

Jika diamati, ada dua aktor yang bermain dalam rencana pemekaran Provinsi di Papua, yang tentunya masing-masing memiliki kepentingan berbeda-bedah. 

Pertama, elit-elit politik di Papua yang ingin menjadi kelas penguasa baru di Papua. kedua, kolonialisme Indonesia (penjajah) yang ingin memperluas wilayah kontrol di seluruh wilayah Papua dengan kekuatan Militer. 

Hal ini dibuktikan dengan tuntutan elit Papua melalui Surat Keputusan (SK) maupun deklarasi yang dilakukan oleh elit birokrat Papua yang kemudian menjadi landasan pemekaran, antara lain: 

1). SK Gubernur Papua Barat No. 125/72/3/2020 tentang pemekaran Provinsi Papua Barat daya. 

2). Deklarasi 4 bupati (Merauke, Asmat, Mapi dan Boven Digul).

3). Deklarasi di Timika pada tanggal 4 februari 2021 meliputi Kab. Timika, Pantai, Dogiyai, Deyai, Nabire dan Puncak. 

4). Permintaan ketua Asosiasi Pegunungan tengah Papua, Befa Jigibalom kepada jokowi di Jakarta.

Doc: RUU #papua 


Kedua, Kolonial Indonedia yang tidak ingin melepaskan Papua begitu saja tentu memiliki strategi untuk menguasai Papua dengan mudah melalui pemekaran wilayah, Pengiriman militer (TNI.Polri), pembangunan koramil, Korem,Kodim dan lain sebagainya yang di ikuti dengan transmigrasi besar-besaran ke Papua dsb,dsb, demi memperkuat kekuasannya atas Papua.

Tentu kebijakan jakarta terhadap Papua tidak berdasarkan pada kebutuhan rakyat Papua. Apa yang di programkan atas Papua tidak terlepas dengan kepentingan klas penguasa atau negara-negara kapitalis yang inginkan mengeksploitasi sumber daya alam di Papua.

Sudah jelas Rakyat Papua tidak punya kepentingan atas Pemekaran yang di rencanakan penjajah dan elit Politik di Papua. Situasi ini harus di hadapi dengan perlawanan bahkan pemberontakan di seluruh wilayah dan harus dilakukan oleh kekutan rakyat Papua di seluruh pelosok negri.

Kita tidak bisa mengatungkan harapan kepada siapapun bahkan berharap kepada elit politik ULMWP yang bertarung tanpa melihat basis penindasan di Papua. 

Kita harus keluar dari berbagai janji-janji kosong tentang datangnya penyelamat dari PBB atau dari surga yang akan menyelamatkan kita dari bahaya ancaman genosida, eksodisa. 

Rakyat Papua harus berdiri bangkit dari situasi keterpurukan ini. Kita harus berani 'berimajinasi' tentang Papua Merdeka atau Papua tanpa ada kapitalisme, kolonialisme dan tanpa ada militerisme di Papua.. 

Surga itu harus di bagun diatas bumi ini. Dan di alam Papua Merdeka kita dapat menata masa depan yang lebih baik, lebih adil, sejahtra tanpa penindasan manusia terhadap manusia lain diatas bumi tercinta kita Wes Papua.

Holandia 31 Januari 2022

Jubir Nasional PRP

Jefry Wenda

Komentar

Postingan populer dari blog ini

OLIGARKI - KAPITALISME & PELANGGARAN HAM DI PAPUA

OLIGARKI - KAPITALISME & PELANGGARAN HAM DI PAPUA doc:Ilustrasi sumber:pribadi     Penulis Oleh : Maner Kay (Mahasiswa papua kuliah di universitas muhamadiyah Jember jawa Timur) Sejarah kehidupan manusia adalah sejarah perjuangan kelas (Karl Marix- 1818-1883)   Oligarki Selama berabad-abad, Oligarki dianggap diperkuat oleh kekayaan, anggapan ini dikacaukan oleh teori elite pada awal abad-17. Kesamaan berbagai Oligarki sepanjang sejarah adalah bahwa kekayaan mendefnisikan dan memperkuatnya, dan secara inheren membuat roda pemerintahan bejalan tidak efektif. Dalam buku “Oligarki” Jeffrey A. Winters menjelaskan bahwa Motif dan keberadaan Oligarki di semua negara-negara adalah mempertahankan kekayaan. Upaya mempertahankan kekayaan dengan bemacam-macam pola, tergantung pada kepentinganya. hal ini termasuk seberapa jauh Oligarki itu terlibat dalam menghadirkan koersi/ pemaksaan yang mendasari dalam segala klaim hak milik, dan juga apakah upaya itu dilakukan...

Hutan Alam Papua seluas 700 hektare Telah Rusak

  Doc: hutan PAPUA Sumber:antar.News.com Dalam sepuluh tahun terakhir, hutan alam Papua seluas 700 ribu hektare telah rusak. Hal itu dinyatakan Manager Kampanye Hutan dan Perkebunan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia atau WALHI, Uli Arta Siagian dalam lokakarya “Dampak Deforestasi dan Perubahan Iklim kepada Komunitas Internasional dan Masyarakat Adat” di Kota Jayapura, pada Sabtu (11/12/2021). Siagian mengatakan dari catatan Global Forest Watch kehancuran hutan terbesar terjadi di Kabupaten Merauke, di mana hutan seluas 112 ribu hektare rusak karena berbagai izin pembukaan lahan sawit, hutan tanam industri (HTI), dan proyek lumbung pangan. Kerusahan hutan di luar Merauke kebanyakan juga disebabkan berbagai izin investasi di Papua. Hutan alam di Papua dan Papua Barat menjadi salah satu tumpuan harapan dan paru-paru bumi, dengan luas yang 33,7 juta hektare, atau setara 81 persen daratan. Akan tetapi, hutan alam di kedua provinsi itu menjadi sasaran pembukaan hutan untuk kepentingan pe...

Kronologis Represifitas Ormas rekaksioner, pernyataan sikap aksi Damai AMP dan FRI-WP di Denpasar Bali

  Gambar: Masa Aksi pada saat antisipasi penyerangan dari ormas. Represifitas Ormas Reaksioner dan Pembiaran Pembubaran Paksa oleh Kepolisian terhadap Aksi Damai AMP dan FRI-WP di Denpasar Tepat 60 Tahun Kemerdekaan west papua, Pada 01 Desember 1961 dan 1 Desember 2021, Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota (AMP-KK) Bali dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP) sejawa timur, Bali dan Lombok  melaksanakan aksi bersama di Kota Denpasar Bali. Aksi ini juga didedikasikan untuk memperingati 60 Tahun Deklarasi Kemerdekaan Bangsa West Papua Dengan tema aksinya adalah: ‘Demiliterisasi, Cabut Perpanjangan Otsus, dan Berikan Hak Menentukan Nasib Sendiri bagi Bangsa West Papua’. Aksi Tersebut tidak berjalan sampai ke titik aksi, di karenakan pihak ormas yang tergabung dalam Patriot Garuda Nusantara melakukan tindakan anarkis berupa penghadangan, pemukulan dan pelemparan karena menghadapi praktik pembungkaman ruang demokrasi yang begitu rupa: direpresi hingga dipukul mundur oleh...

KRONOLOGIS DAN PERNYATAAN SIKAP AMP KK JEMBER DAN SOLIDARITAS UNTUK WEST PAPUA

  Doc: AMP KK Jember Sumber: dokumentasi Kronologis Aksi  Aliansi Mahasiswa  Papua  (AMP) di Jember  -20-12-2021* Jam 8 : 25 keluar 2 anggota satpam unej Jam 8 : 30 seorang polisi mengampiri kita dan suruj masukan motor ke daerah kampus..  Jam 8 : 33 lewat satu mobil patroli  Jam 8 : 34  datang satu orang inteljen   jam 8 : 6 keluar satu polisi dari mobil patroli/lantas.  Jam 8 : 46 datang satu polisi lantas.  Jam 8 : 51 satu orang polisi pantas mendekati masa aksi, pada saat persiapan keluar...  Jam 8 : 54  berdiri 2 orang satpam 1 satu inteljen & satu orang polantas di depan jalan  keluar masuk kampua unej.  Jam 8 : 57 persiapan barisan di mulai..di pimpin oleh Korlap, disaksikan  oleh 3 orang Polisi lantas, 2 orang satpam Unej dan satu orang tdk dikenal . Jam 8 : 59 masa aksi bertolak...  Jam 9 : 02 polisi lantas mendekati masa aksi...  Jam 9 : 03 samping warung ada satu orang intel . J...