Langsung ke konten utama

Hentikan Operasi Militer seluruh Tanah air west Papua dan segerah Mengadakan referendum Diatas tanah air west Papua sebagai solusi yang paling demokratis

 

Photo: Aliansi Mahasiswa Papua komite Kota Jember (AMP-KK) Jember.

PERS RILIS DAN PERNYATAAN SIKAP 
ALIANSI MAHASISWA PAPUA  (AMP-KK) JEMBER.

"Hentikan Operasi Militer seluruh Tanah air west Papua dan segerah Mengadakan referendum Diatas tanah air west Papua sebagai solusi yang paling demokratis"

Salam pembebasan nasional Papua barat 
amolongo, nimo, koyao, koha, amakanie, kinaonak, nare, yepmum, dormum, tabea mufa, walak, foi moi, wainambe, nayaklak wawawawawawa...wa...wa. ..wa...wa.

Operasi militer diatas teritori tanah air west Papua terus terjadi hingga detik ini, Kondisi di wilayah Maybrat dan pengunungan Bintang (Oksibil), hari ini sama persis perlakuanya seperti di Intan jaya, Nduga dan Puncak Papua, bahkan di seluruh tanah West Papua sejak 1961 hingga hari ini .Negara Indonesia dengan pola militeristik telah menelan 500.000-an ribu lebih jiwa penduduk asli Papua, ribuan masyarakat juga kehilangan rumah, ternak, dan harta benda. Bahkan tidak sedikit rakyat Papua yang lahir dan tumbuh di bawah teror psikologi juga fisik. Ditambah lagi dengan ingatan (memori pesioniss) kekerasan militer masa lalu yang selalu menghantui membayang-bayangi kehidupan orang Papua, dan  membuat hidup orang Papua kian buruk dan hancur di atas tanah airnya.

Otonomi Khusus (Otsus), pembangunan jalan dan infrastruktur, adalah yang digagas oleh sistem negara dan sifatnya yang eksploitatif dan diskriminatif  terhadap masyarakat Papua  telah menjadi sampul untuk menutupi kekerasan sistematis negara yang berkepanjangan, masif dan terstruktur. Sebab, hanya dengan cara itu eksistensi kekuasaan negara terhadap bangsa Papua yang terlihat sifatnya menjajah manusianya, melakukan eksploitasi terhadap alamnya dan Papua menuju kepunahan. 

Pekan olahraga Nasional (PON) Papua 2021 dalam rencana hari ini adalah demi melegitimasi ekstensi negara  di west Papua dan sebagai arsip untuk negara mempresentasikan kepada dunia internasional. sehingga Di mata dunia internasional bawah tanah Papua barat bersama Indonesia baik-baik saja, padahal ekskalasi kekerasan konflik  secara dratis meningkat  bahkan penyelesaian pelanggaran HAM sejak Indonesia menduduki wilayah Papua tidak pernah tuntaskan.

Hingga saat ini pada (16/0821)  di Pengunungan Bintang (Oksibil), telah  terjadi perang antara tentara pembebasan nasional Papua barat (TPN-PB) VS TNI-Polri, sehingga mengakibatkan korban jiwa seperti tenaga kesehatan atas Nama Gabriela Meilani serta serta harta, benda milik warga Sipil dan fasilitas umum, termasuk  beberapa wilayah Papua lainnya.  Melihat, menyaksikan dan merasakan realitas ini, maka dapat disimpulkan bahwa masa depan rakyat Papua dalam ancaman besar.

di wilayah Papua Barat di kontrol Oleh Aparat kolonial Indonesia  sehingga ruang demokrasi dan jaminan kebebasan Bagi setiap orang Papua dibungkam  dan sistem yang fasis, militeristik dan otoriter, di mana  jaminan konsitusi Negara UUD 1945 pasal 28 dan   no.9 1998   tentang (demokrasi)  itu diperkosa oleh penguasa dan negara itu sendiri.

Karena itu   kami Aliansi Mahasiswa Papua komite kota Jember (AMP-KK) Jember,  menyatakan sikap dengan Tegas.


  1.  Tarik militer organik dan non organik dari Kabupaten Maybrat-Aifat, Nduga, Intan Jaya, Puncak Papua, Pengunungan Bintang (Oksibil) dan seluruh tanah Papua;.
  2. Hentikan operasi militer yang mengakibatkan pengungsian berkelanjutan di Nduga, Intan Jaya, Puncak Papua, juga Maybrat, Pengunungan Bintang dan Yahukimo..
  3.  Mengutuk tindakan serampangan dan membabi buta yang dilakukan oleh TNI dan POLRI terhadap masyarakat sipil yang menyebabkan terjadinya pengungsian besar-besaran  seluruh tanah Papua; 
  4.  Bebaskan Simon Waymbewer, Maikel Yaam Yosias Soawe dan Frins Soawe tanpa syarat. Mereka adalah warga sipil, bukan pelaku;.
  5.  Buka akses jurnalis asing dan independen seluruh tanah Papua lebih khususnya daerah yang menjadi  titik operasi militer saat ini. 
  6. Hentikan upaya kriminalisasi yang dilakukan oleh aparat negara terhadap Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang merupakan gerakan sipil yang tidak ada kaitanya dengan kontak tembak antara TNI-POLRI dan TPN-PB di, Maybrat Aifat Timur dan pegunungan Bintang 
  7. Bebaskan tahanan politik Papua Victor Yeimo, Frans Waisini, Ham Nauw, Jon Bless, Doni Patilulu, Wenceslaus Saud, Kris Djamona, dan Bertus Fenemtruma tanpa syarat! 
  8. Tolak PON 2021 sebagai program Negara untuk menutupi kejahatan kemanusiaan terhadap rakyat bangsa West Papu dan meredam perlawanan rakyat. 
  9. Tolak investasi di Blok Wabu, tutup Freeport, seluruh Perusahaan Sawit Wilayah Kepala Burung Papua, dan semua Perusahan Nasional, Multinational Corporate (MNC) yang merupakan dalang utama pelanggaran HAM dan ekosida di tanah Papua. 
  10. Dan Berikan hak penentuan nasib sendiri sebagai solusi demokratis bagi rakyat bangsa West Papua melalui mekanisme referendum untuk mengakhiri penderitaan rakyat bangsa West Papua.

Demikian Pernyataan sikap kami sampaikan, salam solidaritas.

Hormat kami Aliansi Mahasiswa Papua ( AMP KK Jember)

Medan juang 19 September 2021

Komentar